Petani Kakao Lampung Timur Ikuti Pelatihan Agribisnis, Dorong Pengembangan Usaha Berbasis Pasar

Lampung Timur – Sebanyak 24 petani kakao di Kabupaten Lampung Timur mengikuti Pelatihan Agribisnis; Bagi Petani Kakao Angkatan ke-2 yang diselenggarakan oleh Rikolto & PbN yang melibatkan Kawan Tani Indonesia melalui Program Climate Change Adaptation Modality (CCAM). Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam manajemen usaha, manajemen keuangan, dan pemasaran produk, serta mendorong pengembangan agribisnis kakao yang potensial.

Divisi Komunikasi dan Data

9/30/20251 min read

Pelatihan ini berfokus pada pengembangan agribisnis kakao. Agenda utamanya mencakup sesi pemahaman wirausaha tani, pendekatan pengembangan sistem pasar, dan penyusunan rencana usaha agribisnis kakao menggunakan Business Canvas Model (BMC).

Diskusi dan Praktik Pelatihan dilaksanakan pada Selasa, 30 September 2025. bertempat di Rumah Pembibitan KTH Maju Mapan, Desa Bauh Gunung Sari, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur. Peserta pelatihan berjumlah 24 orang (21 laki-laki dan 3 perempuan). Mereka berasal dari berbagai desa dan unsur kelembagaan di Kecamatan Sekampung Udik, termasuk: KTH dan KWT Maju Mapan, Poktan Maju Mapan dan Poktan Maju Jaya, KTH Bandung Jaya, KTH Petik Berkah, Koperasi Merah Putih Desa Bauh Gunung Sari (KMP), Asosiasi Petani Kakao (APIK) Kabupaten Lampung Timur dan Sejumlah Team Kawan Tani Indonesia sebagai Narasumber.

Program CCAM Rikolto & PbN yang melibatkan Kawan Tani Indonesia mendukung Pemerintah Indonesia untuk membudayakan praktik wanatani kakao berkelanjutan dengan mitigasi risiko dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Secara khusus, pelatihan ini di desain untuk: Meningkatkan kelestarian lingkungan melalui praktik wanatani dan Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui peningkatan akses pasar dan ketahanan terhadap perubahan iklim serta Membekali petani dengan keterampilan menghadapi dampak perubahan iklim dan mengembangkan agribisnis yang lebih profesional serta berorientasi pasar.

Proses pelatihan menggunakan metode interaktif seperti curah pendapat, storytelling dan diskusi kelompok. Puncak pelatihan adalah Penyusunan Rencana Usaha menggunakan Kanvas Model Bisnis (Business Canvas Model “BMC”). Seluruh kelompok berhasil menyusun model usaha mereka secara keseluruhan, peserta menunjukkan dinamika yang cukup antusias terhadap topik pelatihan. Salah satu petani mengatakan “ini baru pertama kalinya membuat rancangan usahanya sampek detail, saya dulu kalok mau mulai usaha ya kira-kira kalok untung aja ya jalan”, Namun ia mengaku pelatihan ini sangat bermanfaat untuknya.

Narasumber berharap atas terselenggaranya Pelatihan ini petani mendapatkan gambaran bagaimana alur dalam membangun usaha tani dan dapat di terapkan. Meningkatkan kemampuan petani dalam menghitung biaya produksi usaha tani. Meningkatkan profesionalitas petani dalam pengelolaan usaha tani.